WEDARUJAKSA-Momen Hari Santri Nasional yang berdekatan dengan Hari
Sumpah Pemuda dimanfaatkan oleh para peserta didik Yayasan Pendidikan
Bustanul Ulum, Pagerharjo, Wedarijaksa. Peserta didik yang
tergabung dalam Himpunan Siswa Bustanul Ulum ini menggelar diskusi
publik pada Senin (28/10) kemarin.
Acara bertajuk Forum Diskusi Santri (Santri Indonesia untuk Perdamaian
Bangsa) tersebut menghadirkan para praktisi dari berbagai latar
belakang. Namun uniknya, semua pemantik tersebut merupakan alumni
pesantren atau santri. Beberapa nama seperti Ahmad Nashiruddin, Ira
Wahyuningsih dan Nanang Dwi Pratama menghiasai forum tersebut.
![]() |
Para Pemateri dalam Forum Diskusi Santri yang digelar oleh Himpunan Siswa Bustanul Ulum, Senin (28/10) |
Salah satu pemantik, Ahmad Nashiruddin menekankan pada peran santri milenial dalam menghadapi tantangan zaman. Menurut pria yang bekerja sebagai tenaga kependidikan di IPMAFA ini, santri wajib mampu beradap tasi dengan lingkungan dimanapun ia berada. Hal ini tentunya dalam batas-batas tertentu. Dengan kata lain, Nashiruddin hendak menyampaikan bahwa santri bisa menjadi apa saja tanpa kehilangan jati dirinya sebagai santri.
“Di era modern ini, santri bisa menjadi apa saja. Namun perlu diingat bahwa dimanapun berkiprah, santri harus menjaga akhlaknya sebagai santri.” Tuturnya.
Acara diakhiri dengan sesi Tanya jawab oleh beberapa santri yang hadir. Menurut Ira Wahyuningsih, acara semacam ini perlu dilaksanakan secara rutin. Tujuannya, lanjut Ira, adalah untuk mendongkrak semangat santri dalam mengambil peranan di masyarakat.
“Santri tidak usah minder. Kalau ditanya jadi apa? Jawab, santri bisa jadi presiden, santri bisa jadi wakil presiden, santri bisa jadi menteri, pengusaha, dan lain sebagainya” tandasnya bersemangat.(karim/ltn)