
Ibu
Nyai Hj. Rabiah al-Adawiyah selaku Pengasuh mengememukakan, setelah hatam
al-Qurannya harus sering di baca minimal dalam satu minggu satu hataman. Selain
itu Hj. Rabiah juga menceritakan sejarah singkat tenteng pondok al-Kautsar.
Waktu
itu, Pondok Pesantren PMH Pusat semakin berkembang dengan santri yang beragam.
Ada yang sekedar mondok, ada yang sekolah di madrasah-madrasah di Kajen dan
adapula yang sekedar “numpang” ngaji kilatan. Khusus untuk pesantren tahfidzul
Qur’an masih jarang terdapat di Kajen,
padahal salah satu ciri khas Kajen adalah ngaji Al- Qur’an-nya. Untuk itulah
tepat pada 1999, adik KH. Ah. Nafi’ Abdillah. H. Ah. Zacky Fuad membuka
pesantren putra baru pemekaran dari PMH Pusat yang kala itu hanya berupa sebuah
kamar dan dihuni oleh beberapa santri saja . PMH Al Kautsar akhirnya diresmikan
pada tahun 2001.
PMH
Al Kautsar putra menerima santri tahaffudz juga santri sekolah. Walaupun begitu
roda kegiatan yang kontras perbedaannya masih bisa berjalan bersama karena
pesantren ini menggunakan sistem kepengurusan yang dijalankan oleh pengurus
yang diberi kewenangan oleh bapak pengasuh. Sehingga semua kegiatan bisa
terorganisir dengan baik dan optimal.
Nama Al Kautsar merupakan pemberian dari Al
Mukarrom sebagai identitas pesantren dimaksudkan sebagai suatu harapan dan
‘azam dari beliau bapak pengasuh pada para santrinya agar dapat meraih suatu
kesuksesan yang sempurna (sa’adud daroin). Ibarat seseorang yang mendapat
anugrah mendapati sebuah telaga yang maha jernih yang apabila meminum airnya
dapat menghilangkan dahaga selama-lamanya. Itulah telaga Al Kautsar. Semoga
nama ini menjadi sebuah do’a mustajab bagi para santrinya agar menjadi insane
yang bertaqwa.
Pesantren Putri berdiri dua tahun
lebih tua dari PMH Al Kautsar putra (1997). Pesantren ini merupakan salah satu
lembaga operasional pesantren yang berada di bawah naungan yayasan Nurus Salam
dan berstatus otonom, seperti pesantren di Kajen kebanyakan. PMH Al Kautsar
putri yang juga didirikan oleh KH. Ah. Zacky Fuad Abdillah bersama Ibu Hj.
Robi’ah Al Adawiyyah sebagai istri.
Sejak
berdirinya, pesantren ini seperti pesantren putra menerima santri tahaffudz (
menghafal al- Qur’an) dan santri sekolah. Tak banyak perbedaan dari pesantren
putra dan putri baik dalam bidang kurikulum maupun kegiatan yang
diselenggarakan.
Perkembangan
pesantren PMH Al Kautsar terbilang sangatlah cepat. Jika dibandingkan pada saat
awal yang dihuni oleh 9-an santri, kini PMH Al Kautsar memiliki santri sebanyak
196 santri putra dan 205 santri putri (sensus Buletin Mihrob Cordova PMH Al
Kautsar per- Oktober 2010) yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.(red)