Al-Azhari berkata,”Arti cinta
seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati dan mengikuti perintah
Allah dan Rasul-Nya.” Al-Baidhawi berkata, “Cinta adalah keinginan untuk
taat,”. Cinta manusia kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati keduanya dan
riddha terhadap segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa Rasulullah
Saw.”sedangkan arti cinta Allah kepada hamba-Nya adalah ampunan, ridha dan
pahala. (hal 12)
Karena
cinta adalah bahasan yang tidak akan kering untuk
dibicarakan. Berbagai cita rasa cinta menghiasi kehidupan kita. Beragam warna
dan cerita menyertainya. Cinta memiliki arti luas tidak terbatas pada perasaan
antara laki-laki dan perempuan. Kasih sayang terhadap orang tua, kepedulian
terhadap sesame, semua itu adalah implementasi cinta.
Padahal setiap
kita yang saling mencintai pasti ingin selalu bersama kekasih tercinta,
selamanya. Tak ada seorang pun menginginkan perpisahan, karena cinta itu
menyakitkan. Rasanya, cinta terasa indah saat dua insane telah saling memiliki.
Jika terpisah, masihkah cinta adalah indah, atau cinta bersulih menjadi
masyakah?
Penulis buku ini
bukan mengajari perpisahan; yang memilukan, menyedihkan dan menyisakan
kenangan. Buku ini menyajikan kisah-kisah nyata nan indah tentang mereka yang
tetap senyum kala rindu tak tertepikan kepada kekasih, saat cinta tak berlabuh
pada muaranya, saat hati tak menemukan tempat kembalinya, sebab perpisahan yang
selalu menepikan keindahan. Siapa yang tak bersedih dan menderita kehilangan
kekasih tercinta. Karena terkadang kita menemukan cinta yang sebenarnya saat
kita berpisah.
Buku yang memuat
26 kisah tentang kekuatan cinta, kesabaran saat menjalani perpisahan dengan
orang yang dicintai. Banyak memberikan inspirasi bagi yang membaca bahwa cinta
itu bukan harus bersanding terus-menerus, terkadang pula dalam menjalani cinta
harus ada jeda untuk menikmati bahagianya cinta yang sebenarnya. Namun cinta
kepada yang Esa tidak boleh ada jeda melainkan kita harus terus menerus, setiap
waktu untuk mencintai-Nya.
Dalam hidup
pasti ada suka dan duka. Sejak awal, setiap hal mempunyai pasangan. Siang dan
malam. Manis dan asin. Begitu pun manusia ada lelaki dan perempuan. Kesedihan
tidak boleh menjajah karena dibalik kesedihan akan ada kegembiraan yang
menyertai. Di balik kesusahan Allah akan member kemudahan. (hal 74)
Buku ini berisi
kumpulan kisah kita saudara-saudara kita yang tetap berdiri tegak meskipun
mengalami kegagalan ta’aruf, bahkan kegagalan menjelang bersanding dipelaminan.
Sakit tak dapat dihindarkan. Namun, bagaimana mereka berusaha keras untuk
survive, patut kita teladani. Mereka sadar bahwa kegagalan adalah pelecut untuk
intropeksi diri dan momentum tepat untuk mendekatkan diri kepada ilahi. Dengan
harapan kegagalan itu tak terulang kembali.
Melalui buku ini
kita bisa mendapatkan banyak kisah, banyak pelajaran jika putus cinta bukan
harga mati untuk mengetahui. Karena sejatinya cinta adalah untuk mendekatkan kepada ilahi robbi, bukan
sebaliknya.
Judul :
Selamat Berpisah Calon Imamku
Penerjemah :
Ririn Astutiningrum
Penerbit :
Mizania
Tahun terbit :
Cetakan I, 2016
Tebal :
162 hlm
ISBN :
9786029-1337-99-8
Peresensi :
Pujianto