
Sebelumnya ada banyak serangkain
acara untuk ikut memeriyahkan maulidur rosul, diantaranya lomba pidato Bahasa
Arab, Bahasa Ingris, dan Bahasa Jawa serta khitobah hal ini mempersiapkan
mental santri agar nanti di masyarakat tidak canggung atau takut berhadapan
dengan realitas kehidupan bermasyarakat yang sebenarnya.
“Kami dari pengasuh mempunyai
tanggung jawab yang amat besar untuk mempersipkan para santri Darul Hadlanah
mampu menghadapi segala hal ketika berada di masyarakat, karena berada di lingkungan
masyarakat itu beraneka ragam, dan watak kepribdiannya, jadi kami dari pengasuh
dan pengurus harus bisa mempersiapkan itu semua,”jelas M. Andi Irawan.
Ketua YKM NU Pati, Dra. Hj. Nafitsah
Sahal, menjelaskan,”seorang santri itu harus multitalenta dan ngemong umat, karena masyarakat kita ini
membutuhkan pengemong, selain itu santri Darul Hadlanah ini harus mampu meniru
akhlak Nabi Muhammad SAW, dalam bermasyarakat, berdakwah dan menyebarkan
kebaikan kepada selurum mahluk Allah,”
Dalam Mauidloh Hasanahnya, Ibu
Mu’amaroh banyak memberikan motivasi kepada para santri bahwa kesuksesan milik
semua orang, bahkan anak-anak yang sekarang tinggal di Darul Hadlanah dengan
kondisi yatim ataupun dluafa’ bukan tak mungkin akan meraup pundi-pundi
kesuksesan dihari esok. Namun untuk menggapai semua itu harus diikuti niat
secara lahiriyah dan batiniyah dalam belajar, yaitu dengan niat belajar dalam
rangka mengharap ridlo Allah Swt dan juga menghilangkan kebodohan. Diakhir
Mauidlohnya beliau berpesan,”Kalau burung terbang tinggi dengan kedua sayapnya
maka manusia akan terbang tinggi menggapai impiannya dengan ilmu dan Akhlaqul
Karimahnya.”(Red)