
Dalam
kehidupan manusia sejak pertama kali diciptakan oleh Tuhan, saat itu pula di
tuliskannya sebuah garis jalan kehidupan, demikian pula dalam hal berpasangan
hidup. Dalam perkembangan zaman yang serba canggih (modern) ini tanpa harus bertemu
langsung antara laki-laki dengan perempuan. Bermacam-macam caralah untuk hal saling
kenal-mengenal bisa lewat medsos (media sosial) seperti Facebook, Twitter,
Instagram, BBM dan lainnya.
Di
dalam diri manusia kalau sudah ada ketertarikan rasa antara laki-laki dengan
perempuan (suka sama suka), maka langkah yang akan diambil selanjutnya adalah
bagaimana cara memiliki si Doi seutuhnya. Mereka berdua dalam segi lahir-batin
sudah cocok untuk berpasangan dalam ikatan rumah tangga, tetapi dalam posisi
hal lain sebelum menjalani semua itu harus ada sosok namanya orang tua untuk
memberikan restu terhadap keduanya.
Dalam
benak antara laki-laki dengan perempuan dilihat dan dirasa sudah cocok dalam
hatinya berkata pasti direstui. Itu kalau direstui kalau sebaliknya? Bagaimana
perasaan mereka yang sudah mengidam-idamkan sudah mengimpikannya jauh-jauh hari
sesuatu ikatan halal dan sah. Hancur, sedih,
galau, sakit hati, kecewa, putus asa, itulah rasanya. Tetapi apakah kita semua
akan meratapinya setiap waktu, sesuatu yang sudah di rencanakan oleh Allah
untuk hambanya.
Selalu
ada hikmah di balik peristiwa yg kita jalani. Dan ketika kita dijauhkan dari
sesuatu, yang hendaknya terpikir, "Berarti dia bukan yg terbaik
buatku." Selesai. Bersyukurlah dan yakin bahwa Allah akan memberi
pengganti yang jauh lebih baik sebagai balasan.
Meski
begitu, Allah tak melarang umatnya untuk menangis dan bersedih. Rasulullah saja
pernah bersedih ketika orang-orang yg beliau cintai dipanggil oleh Allah Swt.
"Perbanyaklah doa. Makin banyak mengetuk, kian mungkin
dibuka pintunya."
- Abu Al-Darda
Dalam
sebuah karyanya yang bertajuk “Ya Allah Dia Bukan Jodohku” oleh penulis Ahmad
Rifa’i Rif’an ini, mengajak kita semua
untuk selalu mengintropeksi diri dan
mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita semua. Setiap keputusan
yang dikehendikanya adalah keputusan yang terbaik untuk kita.
“Salah
satu peristiwa yang sangat menyedihkan dalam hidup adalah ketika engkau takut
kehilangan sesuatu, padahal itu bukan milikmu” salah satu deskripsi buku untuk
menggugah kita semua yang tertidur pulas (mimpi) dalam hal mencari pasangan
hidup.
Di
dalam diskripsi buku ini menawarkan solusi kepada kita semua, cara mengobati
rasa sakit hati, sedih, gundah, dan kecewa karena tak bisa bersama orang yag
sangat kita cintai. Beberapa tema
menarik yang ditawarkan oleh penulis dalam buku ini, di antaranya :
-
Ya Allah, Mengapa Engkau Pisahkan Aku dengannya?
-
Bersyukur Ketika Mencintai Tak Bisa Menikahi
-
Memaknai Perpisahan
-
Untuk itulah Allah Menciptakan Air Mata
-
Tak Rugi Meninggalkannya
-
Masih Banyak yang Mencintaimu
-
Al-Qur’an Penawar Sakit Hati dan
lain-lain
Menurut
penulis, buku yang ditulis oleh Ahmad Rifa’i Rif’’an ini tak lain untuk
menyadarkan kita semua. Buku yang sangat apik, cerita-cerita yang diangkat pun tak
terlepas yang terjadi disekitar kehidupan kita, dalam penulisannya pun dipoles
dengan kata-kata indah penuh religi yang dapat menyejukkan hati.
Sangat
dianjurkan sekali untuk membacanya, baik yang sudah menikah, yang belum
memiliki pasangan hidup, dan yang masih di bangku pendidikan sekolahan, maupun
perguruan tinggi dan sederajatnya. Karena dalam isi buku ini tak lain untuk
menggobati orang-orang yang sakit hati, kecewa, sedih, sampai galau (gelisah
antara lanjutan atau udahan). Dalam
buku ini juga, pembaca akan diajak untuk memaknai perpisahan serta mengingatkan
manusia bahwa masih banyak yang mencintai kita. Semoga
bermanfaat []
Judul
buku
: Ya Allah Dia Bukan Jodohku
Penulis
: Ahmad Rifa’i Rif’an
Penerbit
: Mizania
Tebal
: 153 halaman
Cetakan
: Mei 2015
ISBN
: 978-602-1337-56-1
Peresensi
: Muhammad Ja’far Amir, Mahasiswa
Prodi PMI-IPMAFA