Iklan
Pustaka

NKRI Yes, Radikalisme No

Indonesia adalah negara Pancasila, yang di dalamnya terdapat multietnik, multiagama, multukultural dan sebagainya. Memang mayoritas pemeluk agama di Indonesia adalah Islam Ahlu as-Sunnah Wa al-Jama’ah (Aswaja) yang memiliki cara berpikir moderat dan menghargai perbedaan.
KH. Bisri Musthofa yang biasa di panggil Gus Mus ini memaparkan tentang garis besar Aswaja, Pertama, dalam bidang hukum Islam (Fiqh), menganut ajaran dari salah satu madzhab empat, yaitu Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Kedua, dalam bidang akidah, menganut ajaran Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi. Ketiga, dalam bidang tasawuf, menganut ajaran Imam Abu Qasim Al-Junaidi dan Imam Abu Muhammad Al-Ghazali. 
Dikaji secara historis, Aswaja memiliki beberapa ajaran universal dalam ruang lingkup diantaranya yaitu jalan tengah (at-Tawassut), seimbang (Tawazun), toleran (Tasamuh), dan tegak lurus (I’tidal). Keempat nilai-nilai universal tersebut diterapkan dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, baik di dalam aspek fiqh (hukum Islam), akidah (teologi) maupun tasawuf (akhlaq).
Nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai manhajul al-fikr (metode berfikir) bagi setiap pengikut paham Aswaja. Hal demikian sebagai konsekuensi dari lahirnya Aswaja yang mengedepankan ajaran dan nilai-nilai universal kehidupan (rahmatan li al-‘alamin).
Negara yang mementingkan sikap soladaritas saling mengahargai sesamanya  (toleransi) terutama dalam segi bergama. Berawal dari sinilah sikap yang tidak disukai para kelompok aliran radikal. Karena tidak menggunakan hukum Allah, maka hukumnya kafir. Dan syariat dijadikan sebagai kedalautan tertinggi dan menghapus undang-undang buatan manusia karena dunia saat ini diselimuti kehidupan jahiliyah.
Dalam firman-Nya : “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. Ash-Shaff [61]: 4). (hal. 29) 
Ayat di atas masih relevan untuk kaum muslim masa kini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jihad adalah usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan. Dengan kata lain , segala yang kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan mau bersusah-susah, baik dari segi pikiran, tenaga, maupun materi, adalah termasuk jihad. (hal. 31)
Al-Qur’an Surah Az-Zalzalah ayat 7-8 disebutkan, dalam firman-Nya“barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasa)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Az-Zalzalah [99]: 7-8)
Dalam berkehidupan di bawah moto atau semboyan Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” (berbeda-beda suku tetapi tetap satu jua) ini, menjaga kerukunan antar umat bergama terutama. Dalam hidup ini ada yang namanya timbal balik, ibarat sebuah cermin yang memantulkan bayangan sesuai yang ada di depannya, itulah kehidupan. Betapa Allah maha Adil kepada makhluknya.
Alangkah bahagianya hidup apabila kita selalu ada dalam cinta-Nya. Perasaan dicintai oleh-Nya membuat kita tenang dan penuh percaya diri dalam menjalani hari-hari. Kalau Allah Swt,  sudah mencintai kita, apalagi yang hendak kita cari? Apalagi yang hendak kita butuhkan? Segala yang kita lakukan akan di ridhai-Nya. (hal.7)
Buku yang bertajuk 8 golongan yang di cintai Allah dan 6 golongan yang di benci Allah ini merupakan karya Muhammad Iqbal Dawami, seorang pengajar jurnalistik dan sekaligus editor buku. Secara menarik dalam buku yang di tulis ini tidak lain lembar demi lebar dalam goresan tintanya ini di ambil dari dalam Al-Qur’an, semua dan setiap sub temanya ada kisah-kisah yang indah nan menarik yang telah siap untuk dibaca.
Siapa sih yang diantara kita yang tidak ingin dicintai oleh Allah Swt? Siapa juga yang tidak sedih jika di antara kita dibenci Allah Swt? Oleh penulis mengajak kita semua, setiap dari kita semua pasti menginginkan agar Allah mencintai kita. Setiap kita berharap menjadi kekasih-Nya. Penulis juga menunjukkan jalan kepada para pembaca bagaimana kita bisa dicintai oleh-Nya. Dalam buku ini ada delapan tipe seorang hamba yang dicintai Allah.
Salah satunya adalah Allah mencintai orang yang berjihad di jalan-Nya. Sebuah indikator untuk kita semua sebagai hamba-Nya, agar selalu bersabar, tabah, dan semangat dalam mempertahankan tanah air, karena menjaga tanah air dan menolak adanya faham-faham yang salah (radikalisme) hukumnya adalah wajib. Karena Allah telah berjanji kepada hambanya dalam firman-Nya :
“hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Aku tunjukan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? (yaitu) kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian, itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan memasukkan kalian ke tempat tinggal yang baik di surga Adn, itulah keberuntungan yang besar”. (Ash-Shaff [61]:10-12). (hal. 32) semoga bermanfaat []

Judul buku      : 8 Golongan yang Dicintai Allah
Penulis             : Muhammad Iqbal Dawami
Penerbit           : Mizania
Tebal               : 124 h
Cetakan           : Mei 2015
ISBN               : 978-602-1337-53-0
 Peresensi          :  Muhammad Ja’far Amir, Mahasiswa Fakultas Dakwah-Institut Pesantren   Mathali’ul Falah (IPMAFA)

Iklan

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button