
KH.
Bisri Musthofa yang biasa di panggil Gus Mus ini memaparkan tentang garis besar
Aswaja, Pertama, dalam bidang hukum Islam (Fiqh), menganut ajaran dari
salah satu madzhab empat, yaitu Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Kedua,
dalam bidang akidah, menganut ajaran Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu
Manshur Al-Maturidi. Ketiga, dalam bidang tasawuf, menganut ajaran Imam
Abu Qasim Al-Junaidi dan Imam Abu Muhammad Al-Ghazali.
Dikaji
secara historis, Aswaja memiliki beberapa ajaran universal dalam ruang lingkup
diantaranya yaitu jalan tengah (at-Tawassut), seimbang (Tawazun),
toleran (Tasamuh), dan tegak lurus (I’tidal). Keempat nilai-nilai
universal tersebut diterapkan dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
Islam, baik di dalam aspek fiqh (hukum Islam), akidah (teologi) maupun tasawuf
(akhlaq).
Nilai-nilai
tersebut dijadikan sebagai manhajul al-fikr (metode berfikir) bagi
setiap pengikut paham Aswaja. Hal demikian sebagai konsekuensi dari lahirnya
Aswaja yang mengedepankan ajaran dan nilai-nilai universal kehidupan (rahmatan
li al-‘alamin).
Negara yang mementingkan sikap soladaritas saling
mengahargai sesamanya (toleransi)
terutama dalam segi bergama. Berawal dari sinilah sikap yang tidak disukai para
kelompok aliran radikal. Karena tidak menggunakan hukum Allah, maka hukumnya
kafir. Dan syariat dijadikan sebagai kedalautan tertinggi dan menghapus
undang-undang buatan manusia karena dunia saat ini diselimuti kehidupan
jahiliyah.
Dalam firman-Nya : “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang
berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. Ash-Shaff [61]: 4). (hal.
29)
Ayat di atas masih relevan untuk kaum muslim masa kini. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jihad adalah usaha dengan segala daya upaya
untuk mencapai kebaikan. Dengan kata lain , segala yang kita lakukan dengan
penuh kesungguhan dan mau bersusah-susah, baik dari segi pikiran, tenaga,
maupun materi, adalah termasuk jihad. (hal. 31)
Al-Qur’an Surah Az-Zalzalah ayat 7-8 disebutkan, dalam firman-Nya“barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasa)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Az-Zalzalah [99]: 7-8)
Dalam berkehidupan di bawah moto atau semboyan Indonesia “Bhineka
Tunggal Ika” (berbeda-beda suku tetapi tetap satu jua) ini, menjaga
kerukunan antar umat bergama terutama. Dalam hidup ini ada yang namanya timbal
balik, ibarat sebuah cermin yang memantulkan bayangan sesuai yang ada di
depannya, itulah kehidupan. Betapa Allah maha Adil kepada makhluknya.
Alangkah bahagianya hidup apabila kita selalu ada dalam cinta-Nya.
Perasaan dicintai oleh-Nya membuat kita tenang dan penuh percaya diri dalam
menjalani hari-hari. Kalau Allah Swt,
sudah mencintai kita, apalagi yang hendak kita cari? Apalagi yang hendak
kita butuhkan? Segala yang kita lakukan akan di ridhai-Nya. (hal.7)
Buku yang bertajuk 8 golongan yang di cintai Allah dan 6
golongan yang di benci Allah ini merupakan karya Muhammad Iqbal Dawami,
seorang pengajar jurnalistik dan sekaligus editor buku. Secara menarik dalam
buku yang di tulis ini tidak lain lembar demi lebar dalam goresan tintanya ini di
ambil dari dalam Al-Qur’an, semua dan setiap sub temanya ada kisah-kisah yang
indah nan menarik yang telah siap untuk dibaca.
Siapa sih yang diantara kita yang tidak ingin dicintai oleh Allah
Swt? Siapa juga yang tidak sedih jika di antara kita dibenci Allah Swt? Oleh
penulis mengajak kita semua, setiap dari kita semua pasti menginginkan agar
Allah mencintai kita. Setiap kita berharap menjadi kekasih-Nya. Penulis juga
menunjukkan jalan kepada para pembaca bagaimana kita bisa dicintai oleh-Nya.
Dalam buku ini ada delapan tipe seorang hamba yang dicintai Allah.
Salah satunya adalah Allah mencintai orang yang berjihad di
jalan-Nya. Sebuah indikator untuk kita semua sebagai hamba-Nya, agar selalu
bersabar, tabah, dan semangat dalam mempertahankan tanah air, karena menjaga
tanah air dan menolak adanya faham-faham yang salah (radikalisme) hukumnya
adalah wajib. Karena Allah telah berjanji kepada hambanya dalam firman-Nya :
“hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Aku tunjukan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? (yaitu) kalian
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwa kalian, itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya.
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan memasukkan kalian ke tempat
tinggal yang baik di surga Adn, itulah keberuntungan yang besar”. (Ash-Shaff [61]:10-12). (hal. 32) semoga bermanfaat []
Judul buku : 8 Golongan yang Dicintai Allah
Penulis : Muhammad Iqbal Dawami
Penerbit : Mizania
Tebal : 124 h
Cetakan : Mei 2015
ISBN : 978-602-1337-53-0
Peresensi : Muhammad
Ja’far Amir, Mahasiswa Fakultas Dakwah-Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA)