
Dunia
maya kini sangat menghegemoni, sehingga banyak orang rela meninggalkan dunia
fana untuk berlama-lama berkecimpungan. Untuk pelarian dari stress atas berbagai masalah
dari dunia fana, yang mana galau dan move
on merupakan dua ungkapan yang sangat populer. Istilah yang digunakan
generasi muda Indonesia pada zaman internet.
Di
tengah-tengah zaman modern yang krisis dan kering akan nilai-nilai sosial, dunia
baru yang kadang bisa melupakan humanitas kita sebagai manusia, melanggar batas
moral, etika, agama, dan privasi orang lain. Dalam interaksi, transaksi, atau
pergaulan di dunia maya, dunia digital yang harusnya dijaga demi harmonisasi sosial,
banyak yang dilanggar (atau terjadi “perusakan muka” orang lain). Agama kadang
dijadikan saran berebut tahta, filsafat dibuat-buat untuk melaknat, hukum
diputar balikkan supaya terasa lurus, dan kebenaran rekor sejarah diplesetkan
untuk menebar fitnah, bahasa dan sastra pun acap dibuat jahat mengumpat dan
menghujat. Oleh karena itu J. Sumardianta melalui buku Habis Galau Terbitlah Move On, memberikan solusi lewat bukunya.
Bahwa manusia tidak boleh bertekuk lutut atas tirani yang menjajah keadaan yang
bikin galau. Dunia digital adalah sebagai sumber belajar berbagai ilmu
pengetahuan yang bisa membuat manusia lebih berbudaya.
Buku
ini merupakan kumpulan tulisan dari J. Sumardianta yang mana di dalamnya
terdapat kisah-kisah yang dapat menginspirasi seseorang untuk mendorong agar
mau melakukan kegiatan hal lebih positif. Misal, sosok Bunda Teresa berhasil
mengubah Kota Kalkuta, Ibu Kota Negara Bagian Bengali Barat, India. Yang mana
Bunda Teresa bergumam “Di kota bengis ini, bahkan anjing diperlakukan lebih
baik dari pada manusia”(h. 39). Membaca kisah Bunda Teresa menunjukkan sikap
kepada kita untuk melakukan sikap ringan tangan, toleransi, dan tolong menolong
antara satu sama lain tidak memandang perbedaan status.
Kesadaran
akan pentingnya toleransi antar sesamanya perlu di sosialisasikan melalui
berbagai cara, diantaranya melalui pemanfaatan media online. Di era
digitalisasi ini media sosial dapat di jadikan wadah atau kekuatan untuk
menggerakkan masyarakat dalam melahirkan aksi sosial bertoleransi antar sesama
agama, suku, ras, dan budaya. Melalui teknologi digital dan media sosial,
seperti facebook, twitter, yahoo, blog, dan sebagainya, kita bisa menggerakkan
aksi sosial tersebut.
Buku
ini bisa dinikmati oleh siapa pun. Dengan membaca kisah-kisah inspiratif
tersebut, media online bisa menjadi penghubung sikap toleransi antara satu sama
lain. Buku yang sangat apik dan ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca, sehingga pesan-pesannya sangat jelas.
Judul buku : Habis Galau Terbitlah Move On
Penulis : J. Sumardianta
Penerbit : Bentang
Tebal : xxii + 330 h
Cetakan : 1 November 2014
ISBN : 978-602-291-067-1
Peresensi :
M. Ja’far Amir