
Manuskrip
merupakan satu-satunya media yang digunakan untuk menyimpan pesan ajaran
keagamaan dan kebudayaan tertentu, juga menjelaskan suatu peristiwa tertentu
oleh seseorang ataupun kelompok masyarakat. Naskah pandalulungan adalah naskah
kuno dari proses pergulatan antara beragam etnis yang memiliki akar sosial dan
kultural. Naskah pandalulungan umumnya adalah kitab dengan tulisan arab pegon atau arab pesantren.
Buku Merajut Kenusantaraan Melalui Naskah ini menghadirkan berbagai
pembahasan penting terkait dengan naskah pandalulungan dalam pembentukan peradaban di Nusantara. Peradaban
Nusantara dibentuk oleh peradaban kitab pandalulungan, yang notabene diproduksi
oleh pesantren. Sebagai contoh, dari 1.450 judul naskah koleksi perpustakaan
Kraton Surakarta, yang keseluruhannya telah dikatalogisasi oleh Nancy Florida,
hanya 17 naskah yang ditulis di masa kebangkitan kebudayaan-kesastraan surakarta
yang dipelopori para orientalis Belanda pada abad 19, kurang lebih 500 naskah
yang dapat dikategorikan sebagai kesastraan Islam/ pandalulungan.
Buku ini bisa dikatakan kaya materi sejarah
naskah kuno terutama pandalulungan. Naskah juga disertai deskripsi dan analisis
naskah itu sendiri. Misalnya, Naskah Fathul
‘Arifin karya KH. Shirotol Mustaqim tahun 1963 setebal 344 halaman dan
terbagi menjadi dua jilid yang berisi tentang ajaran Syeh Kemuning, pengalaman
keruhanian yang harus dijalankan untuk mencapai kebenaran tertinggi.
Ada beberapa hal yang membuatnya kurang
menarik, yaitu dalam hal warna gambar dalam buku, sebab dicetak dengan warna
hitam putih. Tetapi, terlepas dari itu buku ini sangat layak untuk dijadikan
refrensi karena disajikan dalam bentuk naratif berdasarkan penelitian yang bisa
dipercaya.
Judul Buku : Merajut
Kenusantaraan Melalui Naskah
Penulis : Muhammad Ardiansyah dan Qomarus Sholeh
Jumlah Halaman : Xiv + 111 Halaman
Kategori : Budaya & Seni
Cetakan : 2015
Penerbit : Pustaka Pelajar
ISBN : 978-602-0905-31-0
Peresensi : Mirza Sastroatmodjo, Penyair,
Mahasiswa PBSI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta