Sekitar tahun 50-an atau 60-an (waktu yang tepat belum bena-benar
diketahu) konon beliau mengalami kegelisahan yanh hebat,hingga konon beliau
pernah tidak keluar rumah sampai hampir 3 bulan . Sejak itu beliau sering ketempat KH.Abdul Hamid ,Pasuruan.Dalam
pertemuan-pertemuannya dengan KH.Abdul Hamid inilah,beliau merasa menemui
sesuatu yangmampu meredam kegelisahannya. Akibatnya beliau sering ke pasuruan
untuk mencari air mata kegelsahannya.
KH.Abdul Hamid tampaknya tinggal tanggap akan masalah dasar yang
menciptakan kegelisahan pada diri Mbah Dullah ; dalam suatu kesempatan KH.Abdul
Hamid menyarankan Mbah Dullah untuk kembali ke kudus dan balat thoriqoh pada
KH.Arwani karena merasa bahwa ini adalah jawaban atas kegelisahannya,maka
beliau kembali ke kudus untuk balat thoriqoh pada KH.Arwani .Konon Mbah Dullah
sangat untuk mengikuti segenap laku thoriqoh ini.Beliau Hampir tak pernah tidur
malam dan selalu terlihat tenggelam dalam amalan-amalan yang
dilakukannya.Sementara siang haripun sangat sulit tidurnya,dan kalau tidur
selalu memilih besandar pada kayu penyangga kentongan ; dengan demikian beliau
akan segera terbangun begitu kentongan di bunyikan.Bermula dari kegelisahannya
tersebut,hubungannya dengan KH.Abdul Hamid dan balat thoriqohnya dengan KH.Arwani
inilah tampaknya “perjalanan rohani’’ beliau mengarungi dunia sufi di mulai. Bersambung..